Tune-Up
Tune-up merupakan pekerjaan yang dilakukan untuk menjaga kondisi mesin agar tetap prima, atau mengembalikan kondisi mesin pada keadaan optimal. tune-up sering dilakukan disetiap bengkel karena banyak pengguna kendaraan yang mengerti kondisi kendaraan akan melakukan tune-up. Disetiap bengkel, pengerjaan tune-up sangatlah berbeda, contohnya saja jika disalah satu bengkel biasa dipinggir jalan, komponen yang di periksa biasanya hanya karburator saja, tetapi di bengkel yang memiliki standar sendiri ataupun di bengkel resmi, mereka akan memperhatikan sampai ke hal yang paling kecil dan juga sangat memperhatikan standar operasional atau SOP.
Kegiatan tune-up sebaiknya dilakukan sesering mungkin guna menjaga agar kondisi mesin tidak cepat rusak, mesin yang terlambat di tune-up biasanya tidak akan nyaman untuk dikendarai terlebih saat sedang melakukan perjalanan jauh. hendaknya setiap pengendara mobil melakukan tune-up sambil mengganti oli mesin karena oli mesin yang sudah hitam pun atau yang sudah tidak layak pakai, akan membahayakan mesin karena akan berdampak buruk bagi kinerja mesin itu sendiri.
Anda bisa melakukan tune-up sendiri tanpa pergi ke bengkel dan tanpa harus membayar. Berikut langkah-langkah yang dilakukan saat tune-up:
Alat-alat yang diperlukan untuk
melakukan tune up adalah diantaranya:
a. Tool
box
b. Hydrometer
c. Engine
tester
d. Timing
Light
e. Dll
1. Pemeriksaan
Baterai
Baterai
perlu diperiksa karena mungkin terdapat kerusakan, antara lain :
a. Karat pada terminal baterai, bila terminal baterai
berkarat bersihkan dengan air hangat kemudian terminalnya diamplas atau di
sikat.
b. Baterai yang rusak dan bocor tidak dapat diperbaiki
lagi harus diganti.
c. Pengikat elemen baterai yang kendor atau berkarat
terutama pada kabel starter yang berhubungan dengan baterai dan kabel massa
perlu diperbaiki dan dibersihkan.
d. Dudukan baterai (tempat pemasangan baterai pada ruang
mesin) yang berkarat dibersihkan dan yang rusak diperbaiki.
1) Pemeriksaan dan penambahan air accu
a) Sumbat lubang penutup pengisian air accu pada tiap
selnya harus dalam keadaan baik dan tidak rusak serta lubang kecil pada sumbat
sebaiknya tidak tertutup kotoran.
b) Elektrolit baterai harus berada pada garis tanda, bila
ketinggian air accu kurang tambahkan dengan air sulingan sampai
batas tanda upper.
2) Pengukuran berat jenis air accu
Setelah menambah air accu, hidupkan mesin untuk
mengisi arus baterai dari alternator atau dynamo kemudian baru diukur berat
jenisnya.
Adapun langkah-langkahnya :
a) Posisikan hydrometer sedemikian rupa, masukan pipa
karetnya ke dalam lubang air accu tekan bola karetnya hingga cairan yang
terdapat di dalam baterai terhisap dan menggerakkan pelampung.
b) Perbedaan berat jenis air accu dari setiap selnya
sebaiknya tidak melebihi dari 0,025.
3) Mengukur tegangan accu
Mengukur
tegangan dengan menggunakan Volt Meter, ukur tegangan baterai dan lihat apakah
tegangan baterai kurang dari standar atu tidak. Standar ukuran tegangan untuk
baterai adalah 12 V.
2. Pemeriksaan
sistem pendinginan
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Radiator
1) Kleman selang radiator kemungkinan ada yang rusak
ataupun kendur pengikatnya, bila ini terjadi segera ganti dengan yang baru.
2) Teras radiator yang terdiri dari pipa-pipa kecil dan
sirip pendingin udara ada yang bocor atau rusak, perbaiki atau ganti.
3) Periksa radiator fin kemungkinan kotoran yang
menyumbat celah-celah radiator.
4) Kran pengguras air radiator yang terdapat dibagian
bawah perlu diperiksa dari kemungkinan kebocoran.
5) Tutup radiator yang sudah lama keadaannya menjadi
kurang baik, sebaiknya diganti karena menyebabkan persediaan air dalam radiator
cepat berkurang.
b. Tali kipas
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
1) Pemeriksaan bagian luar / dalam tali kipas dilakukan
secara visual, dimana kerusakan yag sering terjadi yaitu keretakan, menggeliat
atau aus yang berlebihan. Bila ini terjadi tali kipas diganti dengan yang baru.
2) Ketengangan tali kipas perlu disetel denga cara
kedorkan kedua baut alternator di dahului dengan yang atas kemudian yang bawah
sehingga baut alternator bebas bergerak lalu setel ketengan tali kipasnya.
3) Kencangkan baut pengikatnya, bila ketegangan tali
kipas terlampau keras kipas dan bantalan alternator akan cepat rusak dan
menimbulkan bunyi. Sebaliknya bila kendor, mengakibatkan slip serta pompa air
dan alternator berputar tidak sempurna.
3. Pemeriksaan
sistem pelumas
Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. Periksa
bagian bawah kendaraan, apakah ada kebocoran oli pada bak oli atau tidak.
b. Periksa
kualitas dan kekentalan oli, oli yang baik adalah apabila dilihat secara visual
terlihat bening.
c. Ketinggian
cairan oli, ketinggian cairan oli harus berada diantara F dan L, jika kurang
maka tambahkan.
4. Pemeriksaan
saringan udara
Adapun
langkah-langkah pembersihan saringan udara yatu :
a. Lepaskan klip pengunci tutup saringan udara, kemudian
buka serta keluarkan dan periksa permukaan elemen untuk mengetahui keadaannya.
b. Pada waktu melepaskan elemen saringan udara harus
hati-hati agar tidak ada benda atau kotoran yang jatuh ke dalam karburator.
c. Elemen saringan udara dibersihkan dengan cara
meniupkan udara yang bertekanan rendah, dimana udara diarahkan dari bagian
dalam mengarah keluar kemudian dari luar ke dalam.
d. Bila keadaan elemen sudah kotor walaupun sudah
dibersihkan, sebaiknya elemen ini diganti dengan yang baru. Elemen saringan
udara yang telah berlubang akan menyebabkan penyaringan udara yang masuk ke
dalam karburator menjadi tidak sempurna, dimana abu dan kotoran yang turut
masuk ke karburator dapat menyebabkan karburator menjadi tersumbat dan
menganggu kinerja karburator.
e. Setelah memasang elemen, perhatikan tanda panah yang
terdapat pada tutup dan rumah saringan udara agar pemasangannya tidak keliru
dan perlu diperhatikan pula elemen saringan udara yang terbuat dari kertas
tidak boleh dicuci engan air, bensin atau cairan lainnya serta diusahakan agar
tidak terkena gemuk.
5. Pemeriksaan saringan bahan bakar
Adapun
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan ini adalah :
a. Pemeriksaan saringan bahan bakar setiap 4 bulan sekali
/ setiap kendaraan menempuh jarak 5000 km. Saringan bahan bakar ini disarankan
untuk diganti minimal 1 tahun sekali atau setiap kendaraan telah menempuh jarak
20.000 km.
b. Mobil yang dilengkapi dengan saringan bahan bakar
model gelas lakukan pemeriksaan pada rumah saringannya, karena kemungkinan
retak atau berubah bentuk.
c. Bersihkan gelas beserta elemennya serta cuci dengan
bensin yang bersih, bila pada elemennya terlihat banyak lubang atau keadaannya
sudah kotor dan lubang-lubang
saringan tersumbat maka sebaiknya diganti.
d. Periksa gasket saringan bahan bakar, bila keadaannya
retak atau putus sebaiknya diganti karena gasket yang putus atau rusak
memungkinkan bensin bocor.
6. Pemeriksaan
busi
Langkah-langkah
pemeriksaan busi:
a. Buka
kabel busi, lalu kendurkan dan lepas busi menggunakan kunci busi.
b. Periksa
celah busi dengan menggunakan filler gauge. Ukuran standar celah busi adalah
0,7-0,8 mm.
c. Periksa
elektroda busi, apakah kotor atau tidak, bila kotor bersihkan dengan sikat
baja.
d. Setelah
dirasa cukup, pasang kembali busi dengan menggunakan kunci busi dan kencangkan.
e. Pasang
kabel busi.
7. Pemeriksaan
dan penyetelan katup
Setel celah
katup, dimana langkah-langkahnya sebagai berikut :
1)
Putar poros
engkol sampai tanda 0 pada pully crankshaft sejajar dengan tanda pada penutup
timing belt.
2)
Periksa apakah rocker
arm pada silinder nomer 4 katup dalam keadaan bebas, bila katup dalam keadaan
bebas berarti mesin pada posisi top 1 dan katup yang disetel adalah :
Katup / silinder
|
1
|
2
|
3
|
4
|
IN
|
|
0,20
|
0,20
|
|
EX
|
0,25
|
|
|
0,25
|
3)
Setelah top 4 dan semua katup telah disetel, kemudian pully
crankshaft diputar sebanyak 3600 putaran poros engkol searah jarum
jam maka posisi pada top 1. Kemudian lakukan langkah penyetelan seperti diatas,
adapun katup yang disetel adalah :
Katup / silinder
|
1
|
2
|
3
|
4
|
IN
|
|
0,20
|
0,20
|
|
EX
|
0,25
|
|
|
0,25
|
Dengan ketentuan celah katup standar untuk Toyota
Kijang 4K adalah :
IN = 0,20 mm dan EX = 0,25 mm
8. Penyetelan
saat pengapian
Adapun langkah-langkahnya yaitu :
a. Pasangkan timing light pada mesin dengan menghubungkan
kabel merah ke terminal positif baterai, kabel hitam ke terminal negatif
baterai dan kabel biru ke busi silinder 1.
b. Lepas selang vakum dan sumbat, kemudian hidupkan
timing light dan posisikan tanda pully pada posisi 80. Bila belum
tepat gerakkan
distributor maju maupun mundur hingga tempat pada posisi 80,
kemudian kencangkan baut rumah distributor dan pasang kembali selang vakumnya.
9. Penyetelan
putaran stasioner mesin
Adapun langkah-langkahnya adalah :
a.
Pasangkan engine
tester pada mesin dengan menghubungkan kabel warna merah ke terminal positif
baterai, kabel warna hitam ke terminal negatif baterai dan kabel hijau
dihubungkan ke terminal negatif koil.
b.
Sesuaikan engine
tester dengan mesin yang dikerjakan dengan cara memutar selektornya.
c.
Amati putaran
mesin yang terdeteksi pada engine tester, bila putaran belum sesuai dengan
putaran stasioner yang diinginkan maka lakukan penyetelan pada baut penyetel
karburator. Setelah sesuai dengan putaran stasioner mesin kita matikan dan
tune-up pun selesai.
Komentar