Tari Merak
Jawa barat memiliki tari tradisional yang cukup populer
yaitu tari Merak. Tari merak lebih dominan nuansa kegembiraannya, sehingga tak
heran jika tari merak juga sering dipakai dalam acara penyambutan tamu serta
dipergunakan untuk mengiringi pengantin menuju pelaminan dalam acara pernikahan
adat sunda. Tari merak ini memang terinspirasi dari keindahan burung merak,
karenanya dinamakan tari merak. Para penarinya menggunakan kostum beraneka
warna yang memang menjadi ciri khas daripada burung merak ini. Selain itu,
setiap penari juga dipasangi sebuah mahkota yang menyerupai sebuah kepala
merak.
Walaupun tarian ini dibawakan oleh penari wanita, namun sebenarnya
tarian ini mengambarkan tingkah laku merak jantan dalam menebatkan pesonanya
kepada merak betina. Dalam tarian ini digambarkan bagaimana usaha merak jantan
untuk menarik perhatian merak betina dengan memamerkan bulu ekornya yang indah
dan panjang. Dalam usahanya menarik merak betina, sang jantan akan menampilkan
pesona terbaik yang ada pada dirinya hingga mampu membuat sang betina terpesona
dan berlanjut pada ritual perkawinan.
Gerakan tari merak lebih didominasi oleh gerakan yang menggambarkan
keceriaan dan kegembiraan yang dipancarkan oleh sang merak jantan. Dan nilai
keceriaan yang digambarkan dalam tari merak semakin jelas dengan penggunaan
kostum yang digunakan oleh sang penari. Dalam membawakan tarian merak, umumnya
penari akan menggunakan kostum yang berwarna – warni dengan aksesoris yang
semakin mempertegas kesan burung merak jantan. Dan yang tidak pernah
ketinggalan dalam kostum tari merak adalah sayap burung merak yang bisa
dibentangkan dan hiasan kepala (mahkota) yang akan bergoyang – goyang ketika
penari menggerakan kepalanya.
1.
Budaya
Asing
Seluruh kebudayaan daerah yang berasal dari kebudayaan beraneka
ragam suku-suku di Indonesia merupakan bagian integral daripada kebudayaan
Indonesia.
Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya
terbentuk dan dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tionghoa,
kebudayaan India
dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran
agama Hindu dan Buddha di Nusantara
jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama
Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai
dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada
penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia
karena interaksi perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa
dan Nusantara (Sriwijaya). Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau
Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan
menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan
perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah
yang kemudian menjadi salah satu akar daripada kebudayaan lokal modern di
Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.
Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh
pedagang-pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju
Tiongkok.
Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan
penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk kebudayaan Barat dan
membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang.
Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya
seperti boga, busana,
perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang
lambat-laun terintegrasi dalam masyarakat.
Komentar